Sebagai masjid yang bergerak untuk
kemaslahatan ummat, Masjid Nurul ‘Ashri (Nurash) Yogyakarta, secara kontinu
mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat bagi sesama. Salah satunya
yaitu kajian rutin setiap hari Senin dengan menghadirkan Ustadz Drs. Syatori
Abdul Rauf yang siap berbagi ilmu agama dengan tema dakwah yang beragam. Kajian
Senin kali ini, tema yang diangkat adalah Ramadhan Penuh Berkah. Dilakukan
secara offline dan online, Kajian Senin rutin ini
berjalan dengan lancar hingga akhir.
Menjelang Ramadhan, divisi kajian pengurus Masjid Nurul ‘Ashri
kembali menggelar kajian rutin bertemakan bulan sucinya umat Islam. Senin, 21
Maret 2022, bertempat di Masjid Nurul ‘Ashri, Ustadz Drs. Syatori Abdul Rauf
selaku pengisi Kajian Senin, berbagi ilmunya mengenai bagaimana cara agar
Ramadhan kali ini bisa kita rasakan keberkahannya.
Untuk proses pelaksanaannya sendiri, Kajian Senin dilakukan
melalui dua cara, yaitu offline dan online. Bagi
yang mengikuti kajian secara offline, jama’ah bisa langsung
mendatangi Masjid Nurul ‘Ashri, tetapi ada batasan kuota dan protokol kesehatan
yang ketat. Sedangkan, bagi yang online, jama’ah bisa menonton
siaran langsungnya melalui channel Youtube milik Nurul ‘Ashri.
Ustadz Syatori mengawali materi ceramahnya mengenai pemahaman arti
kata berkah dalam Islam. Keberkahan yang hanya bisa dirasakan apabila ada suatu
amal yang kita kerjakan.
“Puasa itu bikin susah, karena lapar,” kata Ustadz Syatori disela
ceramahnya.
Namun kemudian, beliau meneruskan bahwa semakin susah akibat
sebuah amal, justru disitu akan ditemukan keberkahan yang lebih berlimpah.
Berpuasa adalah kewajiban setiap muslim dibulan Ramadhan, bagi
yang sudah memenuhi ketentuannya untuk menjalankan ibadah tersebut. Menahan
hawa nafsu ditengah lapar dan dahaga dari waktu imsak hingga adzan Maghrib
berkumandang merupakan hal yang sulit. Oleh karena itu, Ustadz Syatori
menjelaskan bagaimana caranya agar puasa kita menjadi amalan yang berkah.
Amal yang betul-betul amal hanya mengharapkan tiga hal, yaitu
maghfirah, rahmah, dan barokah.
“Ketiga hal ini saling berkaitan satu sama lain,” tegas Ustadz
Syatori.
Tidak akan ada barokah kalau tidak disertai maghfirah dan rahmah,
begitupun sebaliknya. Mungkin banyak dari kita yang puasanya tidak berkah
dikarenakan amalan yang dilakukan tidak berdasar pada tiga hal tersebut. Adapun
Ustadz Syatori menjabarkan, kalau keberkahan itu hanya melekat pada amal yang
berlandaskan oleh iman.
Iman dalam istilah syar’i adalah tashdiq bil qalbi wa
ikrar billisan amalu bil arkan, diartikan sebagai keyakinan dalam hati,
perkataan di lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Iman ini harus selalu
kita hadirkan disepanjang bulan suci Ramadhan agar kita senantiasa mendapat
keberkahan.
Akan tetapi, perlu diingat dan dicermati bahwa keberkahan ialah
sesuatu yang menguntungkan untuk urusan ukhrawi, bukan duniawi saja. Jadi,
wajar apabila berkah tidak identik dengan kesenangan semata. Terkadang, hikmah
dari sebuah berkah itu tidak hanya dapat kita rasakan melalui indrawi, tetapi
juga bisa nampak secara tersirat dan biasanya sering tidak kita sadari.
Ramadhan adalah bulan dimana amal dilipatgandakan, bulan istimewa
yang belum tentu kita jumpai setiap tahunnya. Maka dari itu, alangkah baiknya
kita memanfaatkannya sebaik mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan
menjalankan ibadah puasa kita dengan cara yang benar, sesuai dengan ketentuan
Allah SWT dan Rasulul-Nya agar kita mendapatkan puasa yang berkah.
Ustadz Syatori menjabarkan dua hal penting yang menandai apakah
amal kita berkah atau tidak. Pertama, amal yang berkah adalah ketika kita bisa
merasakan nikmatnya amal. Kedua, amal tersebut dapat menumbuhkan pohon-pohon
kebaikan lain.
Jika diterapkan dalam konteks puasa, maka puasa dapat dikatakan
berkah ketika puasa tersebut dilandasi oleh iman dan bisa menumbuhkan
amalan-amalan lain, seperti melaksanakan tadarus Al-Qur’an, sadaqah, taraweh,
dan lain sebagainya. Apabila puasa kita tidak dibersamai dengan kedua hal itu,
maka puasa kita bisa saja tidak berkah dan hasil yang didapatkan hanyalah rasa
lelah saja.
Naudzubillah.
Semoga kita dihindarkan dari hal-hal yang membuat amalan kita
berakhir sia-sia. Aamiin.
Artikel ditulis oleh Ayuni Rizkiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar