Senin, 04 April 2022

Kajian Rutinan Nurash: Bulan Ramadhan Di Depan Mata, Jangan Sampai Tidak Dapat Berkah Puasa

 

(Potret Kajian Senin offline di Masjid Nurul’Ashri)

Sebagai masjid yang bergerak untuk kemaslahatan ummat, Masjid Nurul ‘Ashri (Nurash) Yogyakarta, secara kontinu mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat bagi sesama. Salah satunya yaitu kajian rutin setiap hari Senin dengan menghadirkan Ustadz Drs. Syatori Abdul Rauf yang siap berbagi ilmu agama dengan tema dakwah yang beragam. Kajian Senin kali ini, tema yang diangkat adalah Ramadhan Penuh Berkah. Dilakukan secara offline dan online, Kajian Senin rutin ini berjalan dengan lancar hingga akhir.

Menjelang Ramadhan, divisi kajian pengurus Masjid Nurul ‘Ashri kembali menggelar kajian rutin bertemakan bulan sucinya umat Islam. Senin, 21 Maret 2022, bertempat di Masjid Nurul ‘Ashri, Ustadz Drs. Syatori Abdul Rauf selaku pengisi Kajian Senin, berbagi ilmunya mengenai bagaimana cara agar Ramadhan kali ini bisa kita rasakan keberkahannya.

Untuk proses pelaksanaannya sendiri, Kajian Senin dilakukan melalui dua cara, yaitu offline dan online. Bagi yang mengikuti kajian secara offline, jama’ah bisa langsung mendatangi Masjid Nurul ‘Ashri, tetapi ada batasan kuota dan protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan, bagi yang online, jama’ah bisa menonton siaran langsungnya melalui channel Youtube milik Nurul ‘Ashri.

Ustadz Syatori mengawali materi ceramahnya mengenai pemahaman arti kata berkah dalam Islam. Keberkahan yang hanya bisa dirasakan apabila ada suatu amal yang kita kerjakan.

“Puasa itu bikin susah, karena lapar,” kata Ustadz Syatori disela ceramahnya.

Namun kemudian, beliau meneruskan bahwa semakin susah akibat sebuah amal, justru disitu akan ditemukan keberkahan yang lebih berlimpah.

 

 (Siaran langsung Kajian Senin di YouTube Nurul ‘Ashri)

Berpuasa adalah kewajiban setiap muslim dibulan Ramadhan, bagi yang sudah memenuhi ketentuannya untuk menjalankan ibadah tersebut. Menahan hawa nafsu ditengah lapar dan dahaga dari waktu imsak hingga adzan Maghrib berkumandang merupakan hal yang sulit. Oleh karena itu, Ustadz Syatori menjelaskan bagaimana caranya agar puasa kita menjadi amalan yang berkah.

Amal yang betul-betul amal hanya mengharapkan tiga hal, yaitu maghfirah, rahmah, dan barokah.

“Ketiga hal ini saling berkaitan satu sama lain,” tegas Ustadz Syatori.

Tidak akan ada barokah kalau tidak disertai maghfirah dan rahmah, begitupun sebaliknya. Mungkin banyak dari kita yang puasanya tidak berkah dikarenakan amalan yang dilakukan tidak berdasar pada tiga hal tersebut. Adapun Ustadz Syatori menjabarkan, kalau keberkahan itu hanya melekat pada amal yang berlandaskan oleh iman.

Iman dalam istilah syar’i adalah tashdiq bil qalbi wa ikrar billisan amalu bil arkan, diartikan sebagai keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Iman ini harus selalu kita hadirkan disepanjang bulan suci Ramadhan agar kita senantiasa mendapat keberkahan.

Akan tetapi, perlu diingat dan dicermati bahwa keberkahan ialah sesuatu yang menguntungkan untuk urusan ukhrawi, bukan duniawi saja. Jadi, wajar apabila berkah tidak identik dengan kesenangan semata. Terkadang, hikmah dari sebuah berkah itu tidak hanya dapat kita rasakan melalui indrawi, tetapi juga bisa nampak secara tersirat dan biasanya sering tidak kita sadari.

Ramadhan adalah bulan dimana amal dilipatgandakan, bulan istimewa yang belum tentu kita jumpai setiap tahunnya. Maka dari itu, alangkah baiknya kita memanfaatkannya sebaik mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan menjalankan ibadah puasa kita dengan cara yang benar, sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan Rasulul-Nya agar kita mendapatkan puasa yang berkah.

Ustadz Syatori menjabarkan dua hal penting yang menandai apakah amal kita berkah atau tidak. Pertama, amal yang berkah adalah ketika kita bisa merasakan nikmatnya amal. Kedua, amal tersebut dapat menumbuhkan pohon-pohon kebaikan lain.

Jika diterapkan dalam konteks puasa, maka puasa dapat dikatakan berkah ketika puasa tersebut dilandasi oleh iman dan bisa menumbuhkan amalan-amalan lain, seperti melaksanakan tadarus Al-Qur’an, sadaqah, taraweh, dan lain sebagainya. Apabila puasa kita tidak dibersamai dengan kedua hal itu, maka puasa kita bisa saja tidak berkah dan hasil yang didapatkan hanyalah rasa lelah saja.

Naudzubillah.

Semoga kita dihindarkan dari hal-hal yang membuat amalan kita berakhir sia-sia. Aamiin.


(Penulis Mengikuti Kajian secara langsung via Google Meet)

Artikel ditulis oleh Ayuni Rizkiyah

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Program Rutin yang dilakukan di Masjid Nurul Huda Kecamatan Nglipar

Masjid Nurul Huda dibangun sejak tahun 1955 dengan luas tanah 221 m2, beralamatkan di dusun Nglipar Lor, Desa Nglipar, Kecamatan Gunungkidul...