Mengaji
adalah salah satu kegiatan utama dalam agama Islam, merujuk pada
aktivitas membaca Al-Qur’an atau membahas kitab-kitab penganut agama Islam.
Aktivitas ini termasuk ibadah dan orang yang melakukan akan mendapatkan imbalan dari
Allah. Manfaat mengaji tersebut adalah mendapatkan pahala
karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat Islam, maka dari itu kita
harus mempelajari dan memahami isinya. Mengaji merupakan kewajiban bagi seluruh
umat islam, karena itu kita diwajibkan mengaji baik dari umur yang masih kecil
maupun yang sudah tua atau dewasa.
Mengaji Al-Qur’an sudah menjadi
budaya sejak zaman dulu dan
sebuah adat khas dari Indonesia, belajar mengaji dari mulai usia dini sampai
dewasa bahkan sampai tua. Belajar mengaji seharusnya memang dari usia dini,
karena usia dini adalah usia yang masih gampang di latih atau diajari
karena mereka masih bersih.
Belajar mengaji Al-Qur’an
harus diterapkan dari usia dini karena akan lebih mudah baik bagi pendidik
ataupun peserta didik. Namun, kenyataannya zaman sekarang sangat sedikit
sekali anak-anak
yang belajar mengaji karena mereka lebih
memilih bermain
game, menonton televisi, ataupun main daripada belajar mengaji Al-Qur’an.
Kedisiplinan dan kemauan
yang dipupuk oleh orang tua kepada anakya untuk belajar mengaji Al-Qur’an harus
ditingkatkan lagi, karena mengingat mengaji Al-Qur’an itu sangat penting. Penting
bagi mereka dimasa yang akan datang, karena mengaji Al-Qur’an adalah sebuah
ibadah dimana yang melakukan mendapatkan pahala.
Melihat hal itu, Mas
Issac mencari relawan guna berinisiatif mengajar anak anak, mahasiswa, hingga masyarakat
yang ingin mengaji di sekitar lingkungan UIN Sunan Kalijaga, karena menurut
teman teman Mas Issac bahwa di sekitar kita (lingkungan
UIN) banyak yang belum bisa ngaji terutama ngaji Al-Qur’an. Selain
itu, relawan-relawan
tersebut juga mau dimasukkan ke TPA-TPA terdekat.
“Progam ajar ngaji saat ini
adalah membantu TPA-TPA sekitar, kedepanya ingin membuat TPA di Masjid UIN
untuk orang tua, mahasiswa, dan juga mengirimkan mahasiswa yang mau mengajar di
gunung kidul, karena di gunung kidul menurut temen temen dari gunung kidul
orang orangnya masih sangat awam, tidak hanya mangaji Al-Qur’an, bahkan sholat
pun masih awam. Pernah ada cerita dari temen saya yang asli dari gunung
kidul, kalau jumatan itu tidak ada takmir, takmir cumaa satu tok, namanya mbah
mudin, kalau tidak ada mbah mudin ya tidak ada jumatan,” ungkap Mas
Issac, ketua dari relawan Mengajar Ngaji.
Mas Issac
juga mengatakan, kita jangan cuma memakmurkan mahasiswa saja, tetapi juga
harus memakmurkan sekitar Yogyakarta. “Tidak hanya di pusat Yogyakarta,
kalau di pusat insyaallah sudah aman, misal di Kulonprogo
dan juga Gunung Kidul
masih perlu kita rangkul tentang keagamaan mengingat kita sebagai mahasiswa
UIN, universitas
yang ada islam-islamnya.”
Pihak yang berkontribusi dalam progam Mengajar Ngaji
ini sebagian besar
mahasiswa dan rewalan yang mau ikut mengajar. Benefit mengikuti progam ajar
mengaji tersebut adalah konversi KKN. Apabila relawan butuh bantuan
apa-apa
tinggal bilang pada Mas Issac sebagai penanggung
jawab.
Mari kita do’akan
semoga progam relawan Mengajar Ngaji yang diketuai Mas Issac
tersebut berjalan lancar dan bermanfaat pada semua yang terlibat.
Artikel ditulis oleh Dana Fikri Ikromi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar