Minggu, 01 Mei 2022

Kajian Lesehan Ramadhan Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga : Ruang Intelektual Mahasiswa

 

(Kajian Lesehan Ramadhan)

Ramadhan 1443 Hijriah menjadi momen membahagiakan bagi Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga. Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga bersama dengan Sahabat Masjid kembali melaksanakan kegiatan rutin tahunan Ramadhan Bil Jamiah secara offline, setelah diterpa oleh arus pandemi lebih dari dua tahun. Walaupun masih terbatas, namun kegiatan yang dilaksanakan bisa dikatakan lancar. Di antara kegiatannya adalah kajian lesehan selama 15 hari pada awal Ramadhan. Tentu saja, disediakan hidangan berbuka puasa untuk para jamaah yang hadir, loh!

Kajian lesehan Ramadhan merupakan kegiatan rutin dan pasti ada setiap tahunnya. Namun selama pandemi, kajian dialihkan menjadi online karena mahasiswa masih melaksanakan kuliah jarak jauh (daring).

Embel-embel “Laboratorium” menjadi ciri khas tersendiri bagi masjid kampus, karena menjadi sentral kegiatannya mahasiswa. Tidak hanya sebagai tempat untuk beribadah ritual, Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga juga menjadi ruang intelektual civitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak hanya dosen yang menjadi pengisi kajian lesehan, namun Laboratorium Agama juga memberikan ruang kepada organisasi-organisasi kemahasiswaan khususnya yang berorientasi pada dakwah untuk menjadi pengisi. Di antaranya adalah Kordiska, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Lembaga Dakwah Kampus. Dengan begitu tema-tema yang diusung pun tidak akan jauh dari pengkomparasian keilmuan Islam dan sains.

Kajian teoritis ilmu umum turut mewarnai lesehan Ramadhan. Dapat ilmu akhirat, tapi berasa kuliah juga pada akhirnya. Pengisi kajian pun memberikan kesempatan diskusi untuk para peserta, yang notabene sebagian besar adalah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Ruang intelektual sekali, bukan?

Di antara tema-tema yang diangkat adalah : Menjadi Mahasiswa UIN Suka Unggul dan Bermanfaat, Fenomena Hitungan Jawa Menurut Agama dan Sains, Ngaji Makam Kuno di Jogja, Toleransi dan Humanis Berwawasan Kebangsaan, Sejarah Islam, Apa Saya Punya Dosa?, Filsafat Kebahagiaan, Filsafat Ekonomi Islam, Menghitung Pahala Sedekah Perspektif Sains dan Agama, Kemunduran Sarjana Muslim dalam Keilmuan Sains, Menjadi Warga Digital yang Cerdas dan Berakhlak Mulia, Bedah Buku “Yesuit dan Muslim”, Ukhuwah Bhinneka Tunggal Ika, dan Merespon Ikhtilaf menjadi Perekat Ummat.

Tentu, Laboratorium Agama menjadi salah satu ruang untuk menerapkan visi integrasi interkoneksi yang digaungkan oleh UIN Sunan Kalijaga. Maka dari itu, kontribusi dalam menyemarakkan Ramadhan di kampus selain berupaya menghadirkan kegiatan yang meningkatkan religiusitas mahasiswa, juga menjadi pereda dahaga akan ilmu-ilmu lainnya.

Antusiasme yang tinggi membuat kajian lesehan tersebut memiliki warna tersendiri. Senang sekali ketika Laboratorium Agam benar-benar menjadi sentral mahasiswa. Karena kata pepatah, “Kalau masjidnya makmur, pasti masyarakatnya ikut makmur.” Apalagi di bulan mulia Ramadhan yang datangnya hanya satu kali dalam setahun. Tentu sangat dinanti-nanti, meraup pahala sebanyak-banyaknya.

Melihat bagaimana implementasi integrasi-interkoneksi yang diterapkan, sangat keren bukan? Nyatanya, memakmurkan ruang-ruang intelektual yang menyenangkan itu membutuhkan pengorbanan. Entah dari pihak pengurus Laboratorium Agama, panitia Ramadhan, dan kerja sama antara dosen serta organisasi-organisasi kemahasiswaan yang bergerak aktif di kampus. Menarik untuk dikembangkan. Semoga di tahun selanjutnya, Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalija bisa menghadirkan kegiatan-kegiatan yang lebih fresh untuk mahasiswa yang sedang mengembara meraih intelektualitas yang berkualitas, bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara. Selain itu, kemakmuran Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga dapat dicapai, tidak hanya menjadi tempat untuk mensholihkan diri secara individual, namun menjadi sholih pula secara sosial. Karena berbicara tentang Islam itu komprehensif.

 (Foto Penulis bersama Peserta Kajian)


Ditulis oleh Miftakhul Ulumiyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Program Rutin yang dilakukan di Masjid Nurul Huda Kecamatan Nglipar

Masjid Nurul Huda dibangun sejak tahun 1955 dengan luas tanah 221 m2, beralamatkan di dusun Nglipar Lor, Desa Nglipar, Kecamatan Gunungkidul...