Pada awal pengembangan
dan pembangunan kampus IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga tahun
2002-2003, UIN Sunan Kalijaga tidak merencanakan dan tidak ingin membangun
masjid. Waktu itu pembangunan kampus yang didanai pemerintah lewat Islamic
Development Bank (IDB), yang akan dibangun hanyalah gedung-gedung perkuliahan
dan perkantoran. Sebagai ciri khas sekarang dan masa datang, Masjid IAIN Sunan
Kalijaga tetap akan dipertahankan dan dilestarikan.
Namun, Tuhan mempunyai jalan lain. Pada bulan Mei tahun 2006,
terjadi gempa yang dahsyat di Yogyakarta. Masjid yang hendak kita lindungi dan
pertahankan tersebut, akhirnya rusak parah terkena gempa. Kemudian tim ahli
independen dari ITB, UGM dan UNAIR, bangunan masjid tersebut dinyatakan tidak
boleh dan tidak bisa digunakan lagi. Kurang lebih selama 4 tahun, warga kampus
tidak memiliki masjid. Untuk sementara itu, gedung Multipurpose digunakan
sebagai masjid. Warga kampus telah merindukan hadirnya sebuah masjid baru
pascagempa 2006. Maka dari itu, dari tahun 2007 s.d. 2010 Masjid UIN Sunan
Kalijaga dibangun kembali dengan dana APBN selama 3 tahun berturut-turut, yaitu
tahun anggaran 2007, 2009, dan 2010.a
Letak dari Masjid UIN Sunan Kalijaga sendiri sangat strategis
berada di tengah-tengah bangunan gedung perkantoran, fakultas, laboraturim, dan
infrastruktur kampus lainnya. Masjid ini menjadi bangunan yang paling tampak
dan menonjol bila dilihat dari berbagai sisi. Hal itu menunjukkan bahwa masjid
adalah bangunan paling penting. Selain menjadi tempat untuk beribadah, masjid
juga menjadi tempat belajar bersama, tempat bertemunya mahasiswa, dosen, dan
karyawan dari 8 fakultas dan Program Pascasarjana. Dari masjid ini kita
berharap upaya integrasi - interkoneksi bidang keilmuan dapat terwujud secara
bertahap, mereka yang menekuni ilmu agama dapat belajar dari koleganya yang
menekuni sains dan teknologi serta sosial dan humaniora, begitu juga
sebaliknya, mereka yang menekuni sains, sosial dan humaniora juga mahir, dan
cakap memahami keislaman secara komprehensif - menyeluruh.
Secara umum, laboratorium Agama/Masjid Sunan Kalijaga memiliki 3
fungsi dasar service center yaitu : Pertama, Sebagai pusat kegiatan
ibadah dan keislaman, baik berupa dakwah, kajian, pelatihan, maupun layanan
publik dalam bidang keislaman di lingkungan UIN Sunan Kalijaga yang didukung
oleh sustainabilitas jangka panjang. Kedua, Sebagai pusat
pengembangan dan kajian Core Values UIN Sunan Kalijaga, khususnya integrasi –
interkoneksi keilmuan umum dan keislaman yang bermuatan nilai-nilai
dedikatif-inovatif, inklusif dan continuous improvement. Ketiga,
Sebagai pusat syi’ar UIN Sunan Kalijaga dalam bidang keislaman dan sosial
kemasyarakatan guna meningkatkan distinctive competitiveness value institusi
yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat.
Sharing antarsivitas akademika sebagaimana yang ditulis diatas
sangat mungkin terjadi, karena masjid juga dilengkapi dengan fasilitas bagi
mereka untuk saling bertemu seperti Kantin Universitas yang sangat luas,
selasar yang memanjang dan nyaman menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
bangunan utama masjid, Convention Hall (Di sebelah Barat bangunan Masjid) yang
dapat menampung 500an orang, dilengkapi air mancur dengan 9 titik semburan,
Observatium untuk melihat tata surya, dan lansekap yang harmonis. Dengan
demikian, Masjid ini didesain untuk memudahkan sivitas akademika untuk
melakukan hablum minallah, minan-nas, dan minal ‘alami. Masjid juga didesain
untuk menampung jamaah dengan jumlah besar kurang lebih 4000 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar