(Kegiatan kajian sedang berlangsung di ruang utama masjid
UIN Sunan Kalijaga)
Ramadhan
1443 Hijriah menjadi momen membahagiakan bagi Laboratorium Agama Masjid Sunan
Kalijaga. Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga bersama dengan Sahabat
Masjid kembali melaksanakan kegiatan rutin tahunan Ramadhan Bil Jamiah secara
offline, setelah diterpa oleh arus pandemi lebih dari dua tahun. Walaupun masih
terbatas, namun kegiatan yang dilaksanakan bisa dikatakan lancar. Di antara
kegiatannya adalah kajian lesehan selama 15 hari pada awal Ramadhan. Tentu
saja, disediakan hidangan berbuka puasa untuk para jamaah yang hadir, loh!
Kajian
lesehan Ramadhan merupakan kegiatan rutin dan pasti ada setiap tahunnya. Namun
selama pandemi, kajian dialihkan menjadi online karena mahasiswa masih melaksanakan
kuliah jarak jauh (daring).
Embel-embel
“Laboratorium” menjadi ciri khas tersendiri bagi masjid kampus, karena menjadi
sentral kegiatannya mahasiswa. Tidak hanya sebagai tempat untuk beribadah
ritual, Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga juga menjadi ruang intelektual
civitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak hanya dosen yang menjadi
pengisi kajian lesehan, namun Laboratorium Agama juga memberikan ruang kepada
organisasi-organisasi kemahasiswaan khususnya yang berorientasi pada dakwah
untuk menjadi pengisi. Di antaranya adalah Kordiska, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah dan Lembaga Dakwah Kampus. Dengan begitu tema-tema yang diusung
pun tidak akan jauh dari pengkomparasian keilmuan Islam dan sains.
Kajian
teoritis ilmu umum turut mewarnai lesehan Ramadhan. Dapat ilmu akhirat, tapi
berasa kuliah juga pada akhirnya. Pengisi kajian pun memberikan kesempatan
diskusi untuk para peserta, yang notabene sebagian besar adalah mahasiswa UIN
Sunan Kalijaga. Ruang intelektual sekali, bukan?
Di
antara tema-tema yang diangkat adalah : Menjadi Mahasiswa UIN Suka Unggul dan
Bermanfaat, Fenomena Hitungan Jawa Menurut Agama dan Sains, Ngaji Makam Kuno di
Jogja, Toleransi dan Humanis Berwawasan Kebangsaan, Sejarah Islam, Apa Saya
Punya Dosa?, Filsafat Kebahagiaan, Filsafat Ekonomi Islam, Menghitung Pahala
Sedekah Perspektif Sains dan Agama, Kemunduran Sarjana Muslim dalam Keilmuan
Sains, Menjadi Warga Digital yang Cerdas dan Berakhlak Mulia, Bedah Buku
“Yesuit dan Muslim”, Ukhuwah Bhinneka Tunggal Ika, dan Merespon Ikhtilaf
menjadi Perekat Ummat.
Tentu,
Laboratorium Agama menjadi salah satu ruang untuk menerapkan visi integrasi
interkoneksi yang digaungkan oleh UIN Sunan Kalijaga. Maka dari itu, kontribusi
dalam menyemarakkan Ramadhan di kampus selain berupaya menghadirkan kegiatan
yang meningkatkan religiusitas mahasiswa, juga menjadi pereda dahaga akan
ilmu-ilmu lainnya.
Antusiasme
yang tinggi membuat kajian lesehan tersebut memiliki warna tersendiri. Senang
sekali ketika Laboratorium Agam benar-benar menjadi sentral mahasiswa. Karena
kata pepatah, “Kalau masjidnya makmur, pasti masyarakatnya ikut makmur.”
Apalagi di bulan mulia Ramadhan yang datangnya hanya satu kali dalam setahun.
Tentu sangat dinanti-nanti, meraup pahala sebanyak-banyaknya.
Melihat
bagaimana implementasi integrasi-interkoneksi yang diterapkan, sangat keren
bukan? Nyatanya, memakmurkan ruang-ruang intelektual yang menyenangkan itu
membutuhkan pengorbanan. Entah dari pihak pengurus Laboratorium Agama, panitia
Ramadhan, dan kerja sama antara dosen serta organisasi-organisasi kemahasiswaan
yang bergerak aktif di kampus. Menarik untuk dikembangkan. Semoga di tahun
selanjutnya, Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalija bisa menghadirkan
kegiatan-kegiatan yang lebih fresh untuk mahasiswa yang sedang mengembara
meraih intelektualitas yang berkualitas, bermanfaat untuk agama, bangsa dan
negara. Selain itu, kemakmuran Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga dapat
dicapai, tidak hanya menjadi tempat untuk mensholihkan diri secara individual,
namun menjadi sholih pula secara sosial. Karena berbicara tentang Islam itu
komprehensif.
(Foto penulis bersama jamaah lain yang hendak duduk di kajian lesehan)
Ditulis oleh Miftakhul Ulumiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar