(foto Masjid Abdul Rahman bin ‘Auf saat diadakan kajian
dari depan masjid)
Hai,
Sobat Masjo! Mumpung masih bulan Syawwal, Masjo mau mengucapkan Taqabbalallahu
minna wa minkum. Semoga gempuran amal yang kita lakukan di bulan Ramadhan
kemarin diterima oleh Allah. Aamiin!
Selama
libur lebaran, masjid-masjid biasanya istirahat dari berbagai kegiatan
rutinnya. Salah satunya kajian ilmu. Tapi masa libur terus, kan. Masjid
Abdurrahman bin Auf Yogyakarta sudah mulai loh kajian ilmunya. Pada hari Kamis,
19 Mei 2022 atau bertepatan dengan 18 Syawwal 1443 Hijriyah, Ustadz Abul Hasan Ahmad
hafidhahullahu ta’ala mengisi kajian tematik Syawwal. Waktunya sore, dan cocok
sekali sembari menunggu waktu berbuka puasa sunnah Syawwal.
Ustadz
Abul Hasan Ahmad hafidhahullahu ta’ala berkata, kalau setelah berpuasa Ramadhan
selesai, ibadah yang disyariatkan dalam agama Islam adalah bertakbir. Kenapa
sih harus bertakbir? Karena kalimat takbir yang lafadz-nya “allahuakbar”
memiliki arti yang keren! Allah Maha Besar! Kita sebagai hamba harus
mengangungkan Allah dan senantiasa bersyukur loh, Sobat MasJo. Takbir ya, bukan
takbiran yang terkadang di dalamnya dirayakan justru dengan kemaksiatan.
Misalnya kalimat takbir yang dinadakan sengan nada dangdut dan lain sebagainya.
Nah,
karena takbir itu bermakna mengangungkan Allah, so … gimana sih cara
mengangungkan Allah yang paling baik dan benar? Yaitu dengan cara melakukan
ketaatan baik dalam perbuatan maupun ucapan, dan menaati Allah atas perintah
dan larangan-Nya.
Omong-omong
selain itu, statement mindblowing yang dilontarkan oleh Ustadz Abul Hasan Ahmad
hafidhahullahu ta’ala adalah “Sungguh, bahwa seluruh rincian agama sesungguhnya
adalah perwujudan dari kaliat ALLAHUAKBAR!”
Misalnya,
ketika tidak ingin dipuji, kita tahu sejatinya hanya Allah-lah yang Maha Besar
dan hanya Allah-lah yang paling patut untuk dipuji. Ketika kita tidak melakukan
perbuatan sombong, kita tahu sejatinya hanya Allah-lah yang paling pantas untuk
sombong karena Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya dan
juga kehidupan yang ada di dalamnya.
Majelis
ilmu memang menenangkan banget ya, Sobat! MasJo sampai terpana karena
tersadarkan kalau kita tidak memiliki kemampuan apa-apa tanpa adanya
pertolongan Allah, kita itu lemah, Sobat. Di saat para ilmuwan
berbondong-bondong meneliti alam semesta hingga mencari batas-batas langit dan
mengemukakan berbagai asumsinya yang belum terbukti kebenarannya, kita sebagai
hamba Allah hanya perlu menjawab jika “Allah yang Maha Tahu atas segala
penciptaannya.”
Oh
iya, Ustadz juga memberitahu jika ada banyak loh perintah dari Allah kepada
kita untuk bertakbir. Beberapanya adalah di surat Al-Isra ayat 111, surat
Al-Baqarah ayat 185 dan surat Al-Mudatsir ayat 3.
QS.
Al-Isra ayat 111
“Dan katakanlah, "Segala puji
bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam
kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah
Dia seagung-agungnya.”
QS.
Al-Baqarah ayat 185
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang
di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan
yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka
berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa),
maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”
QS.
Al-Mudatsir ayat 3
“dan agungkanlah Tuhanmu,”
(Penulis saat berada di tangga Majid Abdurrahman bin ‘Auf)
Ditulis oleh Miftakhul Ulumiyah